Jika harapan membekukanku tepat jam 11 siang
permintaan maafmu yang manis bahkan terasa cengeng
Kutatap kekosongan dalam kepalamu
nyaring mendengung juga di kepalaku
Semua akan baik-baik saja, katamu memelukku
Bahwa aku telah mondar-mandir dalam kegelapan
dan sekilas hujan memainkan musiknya yang monoton
dan bahwa kesunyian membelai terlalu pelan
“Pencemberut,” katamu dengan memikat
Yang menyebabkan aku berpikir ulang dengan
wajah memerah: kenangan itu
Di altar berdebu bunga magnolia
Teka-teki jelek itu kembali muncul
Kami berjanji untuk sebuah kekagetan yang konyol
tepat setelah ciumannya yang riang memercik seperti
kembang api
Ia memohon-mohon tanpa sungkan
: Nak, setulus apakah keluwesan yang kuperlihatkan?
Bahwa ia telah mengangkat tinggi-tinggi pisau itu dalam
keremangan
Senin, 28 Jan 02
* Omong kosong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar