Senin, 10 Oktober 2011

MENANGGAPI TERTAWA DENGAN TERSENYUM


Tawa yang keras menggema dalam diriku
dan aku menanggapinya dengan tersenyum

Musim begitu pesat
Teman-teman beralih profesi jadi pelawak (tinggal aku yang jadi penonton)
Oh hidup, keisengan ini sungguh menyentak

Hembusan angin tersusun rapi di kepalaku
Tapi tawa keras tak berhenti memukul
Menjadi ketakutan, menjadi keputusasaan
Menjadi gemericik rindu, menjadi cinta yang hening

Tawa yang keras menggema dalam diriku
dan aku menanggapinya dengan tersenyum

Senin, 1 Sept 03


Tidak ada komentar:

Posting Komentar