Senin, 10 Oktober 2011

PESOLEK


Di pecahan periuk nasi
Di mulut kran air yang ketakutan sekali
Kemustahilan menjangkiti takdir yang merembes ini

Ialah orang-orang dari sejumput nyali
Dipajang tanpa daftar harga, tanpa
kutukan, tanpa kekeruhan yang bisa dicicipi

“Persekongkolan,” katamu ajaib

Ini bukan sembarang biang keladi
bukan logika yang kerap menyenggol kanan kiri
(dan agaknya Murka pun mengerti)

Kamis, 9 Mei 02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar